Allah menyebutkan kenikmatanNya yang lain kepada manusia, yaitu Allah
menciptakan binatang ternak dengan segala manfaatnya untuk manusia.
Demikian juga berbagai binatang yang dapat dijadikan tunggangan dan
pengangkutan. Allah menyebutkan kenikmatan-kenikmatanNya yang lain
secara berturut-turut, kemudian mengakhirinya dengan berfirman:
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. [An Nahl:18].
Sungguh, kesehatan merupakan kenikmatan yang diakui setiap orang. Nikmat
ini sangat agung nilainya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
menyebutkan dengan sabdanya :
Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat
badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari
itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. [HR Ibnu
Majah, no. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al Albani di
dalam Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 5918]
Oleh karena itulah seorang hamba hendaklah selalu mengingat-ingat
kenikmatan Allah yang berupa kesehatan, kemudian bersyukur kepadaNya,
dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepadaNya. Jangan sampai menjadi
orang yang rugi, sebagaimana hadits di bawah ini:
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi bersabda: “Dua kenikmatan,
kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu
luang”. [HR Bukhari, no. 5933].
Ath Thayyibi rahimahullah berkata: “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
membuat gambaran bagi mukallaf (orang yang berakal dan dewasa) dengan
seorang pedagang yang memiliki modal. Pedagang tersebut mencari
keuntungan dengan keselamatan modalnya. Caranya dalam hal itu ialah, dia
memilih orang yang akan dia ajak berdagang, dia selalu menetapi
kejujuran dan kecerdikan agar tidak merugi. Kesehatan dan waktu luang
adalah modal, seharusnya dia (mukallaf) berdagang dengan Allah dengan
keimanan, berjuang menundukkan hawa-nafsu dan musuh agama, agar dia
mendapatkan keberuntungan kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini seperti
firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? [Ash
Shaf:10]
Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa salalm di dalam hadits tersebut
“kebanyakan manusia tertipu pada keduanya” seperti firman Allah:
Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. [Saba’:13].
Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi bersabda menasihati seorang laki-laki :
Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaiutu)
mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum
fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu. [HR Al
Hakim di dalam Al Mustadrak; dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam
Shahih At Targhib wat Targhib 3/311, no. 3355, Penerbit Maktabul
Ma’arif, Cet. I, Th. 1421 H / 2000 M].
Sumber : http://almanhaj.or.id/content/3077/slash/0/nikmat-sehat-dan-waktu-luang/
0 komentar:
Posting Komentar