Mari kita bercermin dari sejarah, umirul mukminin Umar-radhiyallahu 'anhu-, di akhir kehidupannya, pernah didemo oleh orang-orang khawarij, yang berujung pada kematian beliau. Demonstrasi juga pernah dilakukan oleh gembong khawarij, didepan rasulullah, yang mereka menuntut keadilan rasulullah, karena ia menuduh bahwa rasulullah, telah berbuat zalim. Ya, itulah gembong khawarij pertama, Dzul Khuwashirah.
Apakah kita semua melihat realita disekitar kita, dimana jika ada demo, timbul kemacetan, ketidak stabilan ekonomi, kerugian besar-besaran dan sebagainya ??? Belum lagi kerusuhan dan kerusakan, semua itu ditimbulkan gara-gara demonstrasi. Bahkan lebih parahnya lagi, ujung-ujungnya adalah pertumpahan darah. Wallahul musta'an
Sebuah nasehat untuk saudara-saudaraku yang masih suka demonstrasi:
"Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, akan tetapi dia tidak
mendapatkannya.” (Ibnu Mas'ud)
“Sudah seharusnya cara anda beramar ma’ruf adalah dengan cara
yang ma’ruf, demikian pula cara anda dalam melarang kemungkaran bukan berupa
kemungkaran.” (Ibnu Taimiyah)
Saya pikir, teman-teman sekalian adalah orang yang berakal sehat, insyaAllah, teman-teman mengerti kesimpulan 2 perkataan tadi
Kalau, masih belum paham, renungkanlah hadits-hadits dibawah ini:
“Barangsiapa yang menaatiku maka dia telah taat kepada Allah.
Dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka dia telah durhaka kepada Allah.
Barangsiapa yang menaati amirku maka dia telah menaatiku. Dan barangsiapa yang
mendurhakai amirku maka dia telah durhaka kepadaku.” (HR. Bukhari)
Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa maka janganlah dia menampak hal itu
secara terang-terangan/di muka umum, akan tetapi hendaknya dia memegang
tangannya seraya menyendiri bersamanya -lalu menasehatinya secara sembunyi-.
Apabila dia menerima nasehatnya maka itulah -yang diharapkan-, dan apabila dia
tidak mau maka sesungguhnya dia telah menunaikan kewajiban dirinya.” (HR. Ahmad)
"Wajib atas setiap individu muslim untuk selalu mendengar dan patuh -kepada
penguasa- dalam apa yang dia sukai ataupun yang tidak disukainya, kecuali
apabila dia diperintahkan untuk melakukan maksiat. Apabila dia diperintahkan
untuk melakukan maksiat maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh
patuh.” (HR. Bukhari)
"Ada orang yang bertanya kepada Usamah radhiyallahu’anhu, “Mengapa kamu tidak bertemu dengan ‘Utsman untuk berbicara
(memberikan nasehat) kepadanya?”. Maka beliau menjawab,
“Apakah menurut kalian aku tidak berbicara kepadanya
kecuali harus aku perdengarkan kepada kalian? Demi Allah! Sungguh aku telah
berbicara empat mata antara aku dan dia saja. Karena aku tidak ingin menjadi
orang pertama yang membuka pintu timbulnya masalah.” (HR. Bukhari)
Semoga, dengan beberapa kutipan hadits tersebut, dapat menggugah hati kita semua, bahwa yang namanya kebenaran, bukanlah mengikuti perasaan kita dan bukanlah yang dikerjakan oleh banyak orang. Bukan itu tolak ukur kebenaran. Tapi kebenaran adalah apa-apa yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, Sesuai pemahaman para salaf.
Keep Your spirit
0 komentar:
Posting Komentar