Sabtu, Januari 26, 2013

Gunakan Akal untuk Memahami , Bukan untuk Melawan

Posted by Unknown On Sabtu, Januari 26, 2013
Ada sau sekte dalam Islam, yang dikenal dengan  mengagungkan rasio/akal diatas dalil. Akibatnya, banyak dalil yang bertentangan dengan akal, ditolak, dengan alasan, bahwa tidak sesuai akal. Mungkin masih jelas diingatan kita, bagaimana orang-orang yang menolak hadits tentang lalat, bahwa jika lalat jatuh ke dalam air, maka kita diperintahkan untuk mencelupnya kedalam. Orang-orang yang terlalu mengagungkan akalnya, menolak kabar tersebut, karena dianggap tidak masuk akal. Tapi, belakangan ini, seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, diketahui, pada sayap lalat, satu sisinya mengandung racun, dan sisi lainnya ada penawarnya, dan ditinjau dari segi sains dan kesehatan, memang dianjurkan untuk membenamkan lalat ke dalam air, jika lalat tersebut jatuh kedalamnya. Lalu, dimanakah kehebatan dan keagungan akal yang dibangga-banggakan tersebut ???

Wajib bagi kita untuk mengikuti kebenaran, dan kebenaran itu berdasarkan dalil. Akan tetapi, dalil hanya bisa dipahami menggunakan akal. Maka gunakanlah akal untuk memahami dalil, bukan untuk melawan dalil. Orang yang mengagungkan akal ataupun orangyang meremehkan akal, akan sama-sama terjatuh dalam penyimpangan.

Sekte khawarij, yang bangga dengan pemikirannya, banyak terjatuh dalam kesalahan. Salah satu penyebabnya, mereka tidak mau mengikuti metode pemahaman para sahabat. Mereka mengkafirkan Ali bin abi Thalib, dengan dalil Al-Qur'an tapi mereka sendiri tidak paham sebenarnya dengan tafsiran dalil tersebut. Kesalahan lainnya, adalah penyimpangan mereka, yang menganggap, bahwa pelaku dosa besar kekal di neraka. Hal ini, dikarenakan dangkalnya pemahaman mereka dan terlalu mengagungkan rasio/akal. Padahal Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya Allah akan mengeluarkan sekelompok orang dari neraka dengan sebab syafa’at" (HR. Muslim)

Selain itu, rasa kagum yang berlebihan terhadap kelompok dan mengabaikan bimbingan ulama, menyebabkan seseorang jatuh dan tergelincir dalam kesalahan. Saya (penulis), ingin mengutip sebuah perkataan yang bijaksana:
"ketika ulama sudah ditinggalkan, maka yang diangkat adalah sosok Ruwaibidhah yaitu orang-orang yang bodoh meskipun dijuluki dengan Kiyai, Ustadz, atau Cendekiawan yang nekad berbicara soal urusan orang banyak"





0 komentar:

Blogger news


Blogroll

Yang sudah mengunjungi blog ini

web visitor statistics