Alhamdulillah, segala puji bagi Allah -subhanahu wa ta'ala- , shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad shalallahu alaihi wasalam-, bersta keluarga, sahabat dan pengikutnya sekalian hingga hari kiamat kelak.
Pembaca yang budiman, kali ini kami mencoiba mengangkat sebuah topik sedrerhana mengenai permasalahn kampus. Dari judulnya sepertinya terdengar aneh yah. Tapi, inilah realita.
Mahasiswa, bahkan mausia sekalipun, berusaha untuyk menjadi seideal mungkin. Yah itu wajar, dan itu memang tabiat manusia terutama mahasiswa. Tapi apakah harus menjadi 'sangat sangat ideal' ? sampai-sampai semua haruys berjalan sesuai koridornya sama sekali dan tidak boleh menyimpang ? Ini adalah sesuatu yang wajar, yang tidak wajar adalah bertindak sangat ideal sampai-sampai 'saking idealnya' kalau A ya harus A tidak boleh tidak. Jika ada alternatif lain yang 'mashlahatnya' lebih besar untuk orang banyak tapi sedikit 'menyimpang' dari aturan yang dibuat (dibuat oleh manusia itu sendiri) dengan lasan tidak ideal dan teteap 'keras' tapi gara-gara hal ini, merugikan banyak pihak, maka inilah yang keliru.
Sekali lagi saya tekankan, menjadi seideal mungkin apalagi muslim yang ideal (atau paling tidak mendekati), adalah hal nyang baik dan merupakan tabiat manusia. Tapi yang perlu dingat, sekeras apapun usaha kita, kita tidak bisa menjadi 'sangat-sangat ideal' karean kita ini manusia biasa dan bukan mesin. Mahasiswa yang 'berusah menjadi terlalu ideal', cenderung untuk terlalu fokus pada aturan yang dibuat walaupun aturan itu merugikan dan padahal diluar itu ada alternatif lain yang lebih besar mashlahatnya (manfaatnya) bagi orang banyak walapun 'sedikit' belok dari aturan (aturan manusia mksudnya).
Bahkan karena saking kerasanya, walaupun bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah asalakan menurut mereka 'ideal' maka itu tidak mengapa. Ini adalah suatu kesalahan, sebab Allah telah menjelaskan dalam al-qur'an,
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.
[An-Nisa’ : 59]
Maka janganlah terlau ngotot, kembalikan segala persoalan kepada Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para sahabat, akalu emang mudharatnya lebih besar untuk aturan tersebut untuk dijalankan, maka carilah aturan yang lebih besar mashlahatnya, apalgi hal tersebut hanyalah seuatu yang dibuat oleh manusia.
idealismew memang adalah sesuatu yang harus dipegang, tapi jika bertentangan dengan Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para salaf, maka hendaknya kita berbesar hati utnuk melepas idealisme tersebut dan tidak perlu ngotot untuk dipertahankan.
Dan hendaknya, idealisme yang dipertahnkan adalah yang berlandaskan Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para salaf, karena itulah yang terbaik dan muadah.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.. [Ali Imran:110].
Maksudnya dsini adalah para salaf.
Memang, aturan walaupun dibuat oleh manusia, adalah hal yang wajib untuk ditaati, tapu adakalanya, jika sesuatu itu menimbulkan mudharat yang lebih besar, maka hal tersebut dapat untuk ditinggalkan. Dalam bahasa yang lebih mudah, jika seuatu itu membawa mashlahat yang lebih besar, maka "sesuatu yang mudah jangan dipersulit". Semoga pembaca dapat paham isi tulisan ini.
Wallahu a'lam
Pembaca yang budiman, kali ini kami mencoiba mengangkat sebuah topik sedrerhana mengenai permasalahn kampus. Dari judulnya sepertinya terdengar aneh yah. Tapi, inilah realita.
Mahasiswa, bahkan mausia sekalipun, berusaha untuyk menjadi seideal mungkin. Yah itu wajar, dan itu memang tabiat manusia terutama mahasiswa. Tapi apakah harus menjadi 'sangat sangat ideal' ? sampai-sampai semua haruys berjalan sesuai koridornya sama sekali dan tidak boleh menyimpang ? Ini adalah sesuatu yang wajar, yang tidak wajar adalah bertindak sangat ideal sampai-sampai 'saking idealnya' kalau A ya harus A tidak boleh tidak. Jika ada alternatif lain yang 'mashlahatnya' lebih besar untuk orang banyak tapi sedikit 'menyimpang' dari aturan yang dibuat (dibuat oleh manusia itu sendiri) dengan lasan tidak ideal dan teteap 'keras' tapi gara-gara hal ini, merugikan banyak pihak, maka inilah yang keliru.
Sekali lagi saya tekankan, menjadi seideal mungkin apalagi muslim yang ideal (atau paling tidak mendekati), adalah hal nyang baik dan merupakan tabiat manusia. Tapi yang perlu dingat, sekeras apapun usaha kita, kita tidak bisa menjadi 'sangat-sangat ideal' karean kita ini manusia biasa dan bukan mesin. Mahasiswa yang 'berusah menjadi terlalu ideal', cenderung untuk terlalu fokus pada aturan yang dibuat walaupun aturan itu merugikan dan padahal diluar itu ada alternatif lain yang lebih besar mashlahatnya (manfaatnya) bagi orang banyak walapun 'sedikit' belok dari aturan (aturan manusia mksudnya).
Bahkan karena saking kerasanya, walaupun bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah asalakan menurut mereka 'ideal' maka itu tidak mengapa. Ini adalah suatu kesalahan, sebab Allah telah menjelaskan dalam al-qur'an,
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.
[An-Nisa’ : 59]
Maka janganlah terlau ngotot, kembalikan segala persoalan kepada Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para sahabat, akalu emang mudharatnya lebih besar untuk aturan tersebut untuk dijalankan, maka carilah aturan yang lebih besar mashlahatnya, apalgi hal tersebut hanyalah seuatu yang dibuat oleh manusia.
idealismew memang adalah sesuatu yang harus dipegang, tapi jika bertentangan dengan Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para salaf, maka hendaknya kita berbesar hati utnuk melepas idealisme tersebut dan tidak perlu ngotot untuk dipertahankan.
Dan hendaknya, idealisme yang dipertahnkan adalah yang berlandaskan Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para salaf, karena itulah yang terbaik dan muadah.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.. [Ali Imran:110].
Maksudnya dsini adalah para salaf.
Memang, aturan walaupun dibuat oleh manusia, adalah hal yang wajib untuk ditaati, tapu adakalanya, jika sesuatu itu menimbulkan mudharat yang lebih besar, maka hal tersebut dapat untuk ditinggalkan. Dalam bahasa yang lebih mudah, jika seuatu itu membawa mashlahat yang lebih besar, maka "sesuatu yang mudah jangan dipersulit". Semoga pembaca dapat paham isi tulisan ini.
Wallahu a'lam