
Nah saudaraku, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari hadits diatas?. Bahwa sesungguhnya diantara akhlak seorang muslim adalah tidak mempercayai hal-hal yang bersifat takhayul, khurafat dan sebagainya. Perhatikanlah wahai saudaraku, dahulu orang-orang musyrik, percaya terhadap dzatu anwath yang dimana mereka mengagungkan, beribadah dan mengharapkan berkah dariu dzatu anwath tersebut. Nah, bandingkanlah dengan keadaan sekarang, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kaum muslimin yang lain, kebanyakan dari mereka, mirip seperti apa yang diceritakan hadits ini. Percaya dengan kuburan, gunung, sapi, laut, goa, jembatan dan lain-lain.
Seharusnya kita bisa mengambil pelajaran, bahwasanya mencari berkah kepada pohon, laut, gunung, jemabtan dan lain-lain sebagainya adalah kesyirikan bahkan kuburan orang sholeh sekalipun, kaerena itu rosul -shallallahu 'alaihi wa sallam- melarang keras hal tersebut dalam hadits ini. Ini juga sebagai bantahan tasa orang-orang quburiyyun yang mana mereka gemar sekali "ngalap" berkah di kuburan dan sebagainya. Yang mana hal ini marak kita lihat bahkan di pesantren-pesantren sekalipun.
Ingatlah, istilah jahiliyah, tidak berarti bahwa istilah tersebut hanya berlaku bagi orang musyrik di masa rosulullah-shallallahu 'alaihi wasallam- tapi juga berlaku bagi siapa saja orang yang tidak mengetahu dan bertindak seperti orang jahiliyah. Dan juga, orang yang sudah bertobat dari suatu perbuatan maksiat, juga butuh waktu untuk benar-benar bersih dari perbuatan tersebut.
Yang terakhir, aklahk seorang muslim adalah mengingkari kemaksiatan/kebatilan. Tapi ingat, semampunya, jangan sampai memudharatkan diri sendiri.
Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar