Rabu, Januari 09, 2013

Akhlak : Menjauhi kesyirikan

Posted by Unknown On Rabu, Januari 09, 2013
Dahulu kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju Hunain. Sedangkan pada saat itu kami masih baru saja keluar dari kekafiran. Ketika itu orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka beri’tikaf di sisinya dan mereka jadikan sebagai tempat untuk menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu disebut dengan Dzatu Anwath. Tatkala kami melewati pohon itu kami berkata, “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Allahu akbar! Inilah kebiasaan itu! Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian telag mengatakan sesuatu sebagaimana yang dikatakan oleh Bani Isra’il kepada Musa: Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan. Musa berkata: Sesungguhnya kalian adalah kaum yang bertindak bodoh.” (QS. al-A’raaf: 138). Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Tirmidzi)

Nah saudaraku, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari hadits diatas?. Bahwa sesungguhnya diantara akhlak seorang muslim adalah tidak mempercayai hal-hal yang bersifat takhayul, khurafat dan sebagainya. Perhatikanlah wahai saudaraku, dahulu orang-orang musyrik, percaya terhadap dzatu anwath yang dimana mereka mengagungkan, beribadah dan mengharapkan berkah dariu dzatu anwath tersebut. Nah, bandingkanlah dengan keadaan sekarang, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kaum muslimin yang lain, kebanyakan dari mereka, mirip seperti apa yang diceritakan hadits ini. Percaya dengan kuburan, gunung, sapi, laut, goa, jembatan dan lain-lain.

Seharusnya kita bisa mengambil pelajaran, bahwasanya mencari berkah kepada pohon, laut, gunung, jemabtan dan lain-lain sebagainya adalah kesyirikan bahkan kuburan orang sholeh sekalipun, kaerena itu rosul -shallallahu 'alaihi wa sallam- melarang keras hal tersebut dalam hadits ini. Ini juga sebagai bantahan tasa orang-orang quburiyyun yang mana mereka gemar sekali "ngalap" berkah di kuburan dan sebagainya. Yang mana hal ini marak kita lihat bahkan di pesantren-pesantren sekalipun.

Ingatlah, istilah jahiliyah, tidak berarti bahwa istilah tersebut hanya berlaku bagi orang musyrik di masa rosulullah-shallallahu 'alaihi wasallam- tapi juga berlaku bagi siapa saja orang yang tidak mengetahu dan bertindak seperti orang jahiliyah. Dan juga, orang yang sudah bertobat dari suatu perbuatan maksiat, juga butuh waktu untuk benar-benar bersih dari perbuatan tersebut.

Yang terakhir,  aklahk seorang muslim adalah mengingkari kemaksiatan/kebatilan. Tapi ingat, semampunya, jangan sampai memudharatkan diri sendiri.

Wallahu a'lam 

0 komentar:

Blogger news


Blogroll

Yang sudah mengunjungi blog ini

web visitor statistics