Hmmm... kalau baca judulnya, siapa yang tahu ini surat apa ???
Kalo jawabnya Al-Ikhlas, maka jawaban kamu benar. Dalam hadits disebutkan bahwa surat Al-Ikhlas adalah sepertiga dari Al-Qur'an.
Kenapa begitu ???
Karena kandungan surat ini yang begitu dalam, yaitu mengenai kesempurnaan keesaanNya serta nama dan sifatNya.
Daripada tambah penasaran, mari kita uraikan satupersatu ayat surat ini...
Ayat pertama
Kalo jawabnya Al-Ikhlas, maka jawaban kamu benar. Dalam hadits disebutkan bahwa surat Al-Ikhlas adalah sepertiga dari Al-Qur'an.
Kenapa begitu ???

Daripada tambah penasaran, mari kita uraikan satupersatu ayat surat ini...
Ayat pertama

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Makna:
Imam Al-Qurthubi, mengatakan Al wahid artinya tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yanmg sebanding denganNya tidak memiliki istri dan anak dan tidak ada sekutu bagiNya. Kata 'ahad artinya Allah maha esa, esa dalam keagungan dan kebesaran, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak ada sekutu bagiNya
Ayat kedua
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Makna:
Disini, penulis mencoba menukilkan pendapat Ibnul Jauziy. Ash shomad artinya Allah tidak memiliki rongga, Allah itu kekal. dalam tafsir ibnu katsir, maksud ayat ini adalah seluruh makhluk bersandar kepadaNya dalam hal segala kebutuhan dan permasalahan. Allah mempunyai kekuasaan tertinggi, Maha hidup dan senatiasa mengurus makhlukNya dan tidak akan binasa
Ayat Ketiga

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Makna:
Tidak beranak artinya, bahwa Allah tidak beranak yang kemudian bisa mewarisi Allah, walam yuulad artinya tidak ada sekutu baginya, sebagaimana pemahaman orang-orang sesat yang mengatakan bahwa Allah punya anak yaitu malaikat, Isa Al Masih, atau 'Uzair
Ayat keempat

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Makna:
Tidak ada seorangpun yang sama dengan sifat-sifat Allah. Ini adalah salah satu bantahan bagi golongan Musyabhihah yang menyamakan Allah dengan makhlukNya. maksud dari setara dengan Dia adalah bahwa tidak ada yang sama dengan Allah dalam hal nama, sifat serta perbuatnNya. Maka, sudah sepantasnya kita menamakan Allah dengan nama yang Allah tetapkan sendiri untukNya dan yang dikabarkan oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- dan ini juga sebagai bantahan bagi orang yang menolak nama dan sifat Allah baik secara parsial maupun keseluruhan, baik yang total ataupun yang menta'wilkan nama dan sifat Allah dengan batil
Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar